Senin, 18 November 2013

Antara Oreo dan KW nya

Siapa sih yang gak tahu biskuit di gambar itu. Sekilas mirip sekali dengan biskuit yang mempunyai jargon "diputer..dijilat..dicelupin". Yup "OREO" (bukan iklan lho ya), biskuit sandwich berwarna hitam yang ngempit cream vanilla ditengah nya. Mulai dari saya kecil sampai umur segini, masih aja kangen sama rasa pahit biskuit dan manis cream vanilanya.

Namun belakangan ini, saya agak terusik dengan iklan di TV saya (TV kalian juga sik sebenernya), kalo ada biskuit baru yang kemasan dan penampakan isinya mirip dengan "OREO". Namanya "RODEO" (sekali lagi bukan iklan ya) , biskuit sandwich juga, dengan ide dan sepertinya resep yang hampir sama. 

Sebagai penggemar "OREO" garis keras, emosi saya pun membuncah (gak usah dipikirin omongan saya) untuk segera mencicipi biskuit yang menurut saya KW super dari biskuit kesayangan saya itu. Tadi malam, langsung saja saya pergi ke alf*mart dekat rumah dan langsung memborong (hiperbola dikit) 1 oreo dan 1 rodeo untuk dibawa pulang. Sesampainya dirumah, langsung saja saya menyiapkan segelas susu untuk ritual makan oreo kesukaan saya (ritual, lihat di paragraf pertama).

Setelah memakan habis Oreo dan menyisakan beberapa Rodeo karena sudah terlalu kenyang, akhirnya pun saya menarik beberapa kesimpulan.
Pertama, menurut penerawangan saya (red, baca: menurut lidah saya), rasa dari biskuit Oreo tetap yang terbaik. Rasa pahit dari biskuit dan manis dari cream vanila yang berpadu dimulut saya, begitu serasi dan menciptakan sensasi yang tidak bisa diucapkan dengan kata kata. Apalagi jika dicelupkan di susu, wuih biskuit jadi lembut dan nikmat saat dilumat oleh mulut.
Sedangkan untuk Rodeo, rasanya hanya manis saja, tidak terdeteksi rasa pahit yang biasanya saya temukan di Oreo. Jangankan saya celupin ke susu, makan 2 glinding pun saya tak sanggup karena sudah eneg dengan rasa manisnya yang sangat mendominasi.
Kedua, umtuk segi harga, memang saya akui, Rodeo agak sedikit lebih murah ketimbang Oreo. Tapi, apalah arti selisih lima ratus sampe seribu bagi saya, dibandingkan dengan kenikmatan dan loyalitas saya pada Oreo yang sudah puluhan tahun itu (wopooo ikii).

Hikmah yang benar benar bisa saya petik dari peristiwa diatas adalah Hidup itu harus seimbang, kadang pahit kadang manis, kalo manis terus kapan belajar nya, kalo pahit terus itu derita anda wekawekawekawekaweka.
Dan yang terpenting, jangan beli barang KW, karena meskipun serupa penampakannya, rasanya belum tentu memuaskan. Di Indonesia ini, apa sih yang gak ada KW nya, sabun cuci aja di KW in.
Sudah saatnya kita merenung, kalo semua ada KW nya, kita ini asli, atau barang KW?

Salam tempel....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar